Penyelenggaraan ibadah haji 2023 di Arab Saudi telah
berakhir. Mengutip data Kementerian Haji dan Umrah Saudi seperti diberitakan Aljazeera,
pada 2023 ada sebanyak 2,5 juta jemaah haji dari seluruh dunia yang memadati
dua kota suci umat Islam, Makkah dan Madinah.
Mereka kini telah kembali ke negara masing-masing,
termasuk di dalamnya jemaah asal Indonesia. Ada banyak kisah di dalam
pelaksanaan haji yang disebut Pemerintah Kerajaan Saudi sebagai terbesar
sepanjang sejarah dalam hal jumlah jemaah.
Para jemaah haji tak hanya menyiapkankan diri untuk
beribadah kepada-Nya. Mereka juga harus selalu menjaga kebugaran tubuh,
lantaran musim haji kali ini bertepatan dengan kondisi cuaca panas menyengat
hingga 45 derajat Celcius dan menyebabkan sejumlah jemaah haji harus dirawat
bahkan sampai meninggal dunia.
Kementerian Agama (Kemenag) RI mencatat, dalam musim
haji 2023 ini sebanyak 773 jemaah haji wafat atau tertinggi sejak 2015 dan dari
jumlah tersebut sebanyak 643 jemaah berusia di atas 60 tahun serta 109 lainnya
di bawah 60 tahun. Dalam musim haji 2023 terdapat 61.536 jemaah Indonesia masuk
kategori lanjut usia atau lansia. Jumlah itu hampir 37 persen dari total jemaah
haji Indonesia.
Oleh sebab itu, untuk menekan tingginya angka kematian
jemaah, pemerintah akan mengevaluasi pola pelunasan pembayaran biaya perjalanan
ibadah haji seperti sekarang ini telah diterapkan. Yaitu setiap calon jemaah
haji yang telah melunasi pembayaran dan melakukan cek kesehatan, maka dapat
segera diberangkatkan.
Namun ke depannya, menurut Menteri Agama Yaqut Cholil
Qoumas seperti dikutip dari Antara, Sabtu (5/8/2023), pola tersebut
bakal diubah. Nantinya, proses seperti dijelaskan tadi akan dibalik. Sehingga,
sebelum melunasi biaya ibadah haji, calon jemaah akan dites kesehatannya
terlebih dulu. Kalau sudah layak berangkat, baru melunasi biaya haji.
Kemenag akan membicarakannya dengan DPR RI. "Ini
akan kita bicarakan dengan DPR RI apakah memungkinkan untuk dibalik," ucap
menteri bersapaan Gus Men ini.
Hal lain adalah kekacauan yang sempat terjadi dalam
penjemputan jemaah haji usai melaksanakan wukuf sebagai puncak berhaji di
Padang Arafah untuk melanjutkan perjalanan melontar jumrah di Muzdalifah dan
Mina.
Pemerintah Indonesia untuk musim haji 2023 telah
menyewa 1.470 unit bus berkapasitas 47 kursi dari raksasa transportasi Saudi,
Saptco, untuk membawa ratusan ribu jamaah dari penginapan mereka untuk
keperluan wukuf dan melontarkan jumrah serta membawa pulang ke hotel
masing-masing di Makkah.
Tetapi dalam praktiknya, jemaah Indonesia nyaris
terlantar akibat bus yang semestinya membawa mereka ke Makkah terlambat tiba.
Saat wukuf, banyak jemaah Indonesia yang tidak tertampung di dalam tenda,
ditambah lagi minimnya fasilitas kamar mandi dan buruknya distribusi makanan
sehingga membuat jemaah kelaparan dan letih.
Pemerintah Indonesia telah melayangkan surat protes
kepada Saudi atas kinerja kontraktor penyedia layanan (Mashariq). Nazaha selaku
lembaga antikorupsi Pemerintah Saudi telah turun untuk menyelidiki kecerobohan
yang dilakukan Mashariq, terkait penyediaan layanan kepada para jamaah haji
Indonesia ketika melakukan wukuf dan melempar jumrah.
Hasilnya, Nazaha Saudi menemukan adanya sejumlah
kekurangan pelayanan yang mestinya dilakukan Mashariq. Selain itu, ikut disorot
mengenai jadwal penerbangan pesawat untuk membawa jemaah ke tanah suci dan fase
pemulangan ke tanah air.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kemenag Hilman Latief mengatakan, semua masih dipelajari. Kemenag sedang
mempertimbangkan apakah jadwal terbang landai di awal, kemudian meninggi ketika
masuk jadwal padat pengiriman atau pemulangan di pertengahan, dan selanjutnya
kembali melandai di akhir musim haji.
Semoga pelaksanan Ibadah Haji 2024 jauh lebih baik dari
tahun ini. (MW)
Tulis Komentar