Perjalanan hidup setiap orang telah ditentukan oleh Allah Ta’ala, rezeki, jodoh bahkan kematian pun sudah ditetapkan-Nya. Begitu juga dalam menjalani kehidupan di dunia ini, akan bersahabat dengan orang-orang baik atau tidak baik.
Takdir memang sudah ditentukan, tetapi nasib bisa saja diubah selama kita mau berusaha.
Dalam memilih sahabat terkadang kita hanya menilai dari pakaian yang dikenakannya. Kadang, terlihat begitu gagah dengan gamisnya seolah-olah ia orang priyai memiliki akhlak terpuji dan layak dijadikan sahabat.
Tetapi prilakunya justru tidak mencerminkan dengan pakaiannya. Sebaliknya manakala kita melihat seseorang dengan pakaian yang berpakaian perlente langsung menilai seolah-olah ia preman dan tidak baik untuk menjadi sahabat.
Itulah penilaian kita sebagai orang awam, namun justru terkadang kita lebih banyak belajar dari orang biasa dalam penampilan tetapi paling bijaksana dalam prilakunya yang penuh kesederhanaan.
Penilaian untuk sahabat terbaik adalah penilain Allah Ta’ala yang diberikan kepada kita walau kadang lain dengan yang kita perkirakan. Mungkin sesuai dengan do’a yang kita panjatkan agar diberikan sahabat yang baik dan dijauhkan dengan sahabat yang tidak baik.
Jadi
intinya sahabat terbaik adalah yang diberikan Illahi, terlebih sahabat yang dapat
menghantarkan kita ke Tanah Suci. Jangan mudah terkesima dengan
penampilan pakaian “ustad” namun akhlaknya tukang palak, tukang “sunat”
anggaran yang diamanahkan oleh perusahaan yang mengutusnya. Nau'dzubillah.
Semoga menjadi introspeksi diri. Subhanallah.
Tulis Komentar