Cirebon. Sore itu kepala terasa pusing dan hati bergejolak seolah hidup terasa tanpa punya tujuan. Dalam kondisi penat itu ingin rasanya mencari ketenangan agar pikiran menjadi nyaman. Nasihat beberapa teman agar mendatangi masjid demi mendapat ketenangan hati dan pikiran, tetapi justru hati memilih menuju café tempat ngopi sambil curhat bersama teman-teman.
Saat asik curhat bersama teman di café, tiba-tiba abang nelpon dan bertanya “lagi dimana dek?” saya jawab “lagi di café bang sama teman-teman, kepala terasa penat banget nih”. Abangnya menyahut “kalau pusing mulu kita umroh aja yu de!”. Mendengar kata itu langsung ku jawab “Ayo bang, serius ini kita ajak semua keluarga” dengan penuh semangat. Abangnya jawab sambil ketawa ringan “hehe bercanda de, atau serius nih ?”. Ku jawab “serius lah bang”.
Rupanya candaan itu memang dahsyat, candaan yang jarang terucap kini menjadi nyata. Sering orang berkata bahwa kata-kata itu bibit, ketika engkau mengucapkan sesuatu, engkau telah memberikan kehidupan pada kata-kata itu, bahkan ada juga yang bilang bahwa setiap kata itu adalah do’a, dan akan diaminkan malaikat. Ternyata itu menjadi kenyataan akhirnya sekeluarga dapat menunaikan ibadah umroh. Subhanallah.
Kenyataan ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al Isra ayat 53; “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
Bahkan dalam sebuah hadits dari Abi Hurairah RA, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang diridhai Allah ’Azza wa Jalla tanpa berpikir panjang, Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dengan kata-katanya itu. Dan seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa berpikir panjang, Allah akan menjerumuskannya ke neraka Jahanam dengan kata-katanya itu”. (HR. Bukhari, Ahmad, dan Malik).
Oleh karena itu, setiap kata saat bicara bisa jadi ada hidayah didalamnya, mari jaga kata jaga bicara bisa jadi itu do’a, jaga kata saat canda itu bisa menjadi nyata. Barokallahu fii kum.
Sebagai penutup : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ
Tulis Komentar